Filter

Urutkan:

Terlaris

2.785 barang

Rp6.000

Terjual 254

Depok JOECYCLES

Rp103.000

Terjual 233

Kab. Bogor Endar

Rp70.000

Terjual 171

Yogyakarta EKA JAYA OS

Rp230.000

Terjual 165

Jakarta Barat Fenbike

Rp2.500

Terjual 116

Sidoarjo Joker

Rp99.900

Terjual 107

Jakarta Selatan LBS

Rp75.000

Terjual 106

Yogyakarta EKA JAYA OS

KETAHUI CARA MEMILIH FORK ATAU GARPU SEPEDA YANG TEPAT

Fork atau garpu depan sepeda merupakan bagian penting pada sepeda yang berperan untuk menghubungkan roda (wheelset) depan dengan kemudi (handlebar). Fork sendiri ada yang mempunyai pegas atau suspension fork, dan ada juga yang tidak memiliki pegas atau rigid fork. Biasanya, sepeda MTB memiliki fork dengan pegas.

Di pasaran, Fork tersedia dalam beberapa jenis, ukuran dan merk. Ukuran travel fork pada tiap jenis sepeda gunung juga berbeda, semua tergantung dari spesifikasi, kebutuhan dan juga fungsinya. Tidak hanya itu, panjang pendeknya travel fork juga sangat berpengaruh pada tinggi rendahnya handlebar, kestabilan, kenyamanan dan juga kecepatan.

Oleh sebab itu, sebelum menentukan pilihan sebaiknya kalian ketahui terlebih dahulu cara memilih fork yang tepat berikut ini:

Mengetahui jalur sepeda yang sering dilalui serta jenis frame yang kalian gunakan akan menjadi penentu utama dalam memilih fork. Pasalnya, jika salah memilih yang tidak sesuai dengan kedua kriteria tersebut, maka hal tersebut dapat mengganggu kenyaman kalian saat bersepeda, bahkan fatalnya bisa menyebabkan kecelakaan.

Pada umumnya, fork sepeda gunung memiliki tanda (+) dan (-) yang berfungsi untuk mengatur kecepatan rebound shock atau posisi ketika shock kembali ke atas setelah terjadi tekanan pada suspensi. Jelasnya, tanda (+) artinya menahan lebih lambat naik kembali, sementara tanda (-) artinya adalah tidak menahan lagi posisi naik dan langsung dilepas kembali ke posisi semula.

Jika kalian ingin shock lebih lambat memantulkan posisi dekompresi, maka sebaiknya atur dengan posisi tanda (+). Dengan demikian, shock depan dapat tertahan dan tidak banyak bergerak, dan kalian pun akan merasa lebih nyaman ketika shock kembali memantul, karena gerakannya lebih lambat tertahan oleh sistem rebound dari fork.

Sebaliknya, jika kalian ingin shock lebih agresif dan suspensi shock bisa melesat naik setelah dekompresi diatur, maka sebaiknya posisikan tanda (-). Setting ini sangat aman dan berguna ketika kalian menghadapi jalan yang tidak rata dan berbatu, karena shock akan secara agresif memantul ke posisi asal agar dapat meredam getaran.

Sebaiknya, saat melakukan setting (+) dan (-) hanya mencapai 90% putaran saja dari titik tengah, dan tidak memutar penuh agar shock tidak terlalu tertahan oleh rebound dan tidak langsung melesat naik tanpa adanya penahan rebound.

Ketika menghadapi tanjakan, sebaiknya kunci suspensi depan agar tidak naik turun, sehingga ketika menanjak kalian bisa berdiri di atas sadel untuk mengayuh pedal lebih kuat, dan energi kalian pun tidak terbuat percuma.

Akan tetapi, jika fork tidak memiliki sistem lock, maka sebaiknya kalian tetap duduk dan tidak dalam posisi berdiri ketika mengayuh sepeda di tanjakan.

Berikut adalah beberapa ukuran travel yang berlaku pada umumnya:

KENALI JENIS SUSPENSI SEPEDA AGAR LEBIH NYAMAN SAAT MENGGOWES

Perlu diketahui bahwa kesalahan dalam memilih suspensi bisa membuat perjalanan kalian jadi tidak berkesan. Jenis sepeda gunung memang cukup beragam dan setiap jenisnya memiliki komponen yang cukup berbeda sesuai dengan kebutuhan. Salah satu komponen yang melekat dengan sepeda gunung adalah suspensinya.

Pada sepeda gunung, jenis suspensinya bisa ditentukan dari jenis medan yang mampu dihadapi oleh sepeda. Bahkan, suspensi juga sangat berpengaruh pada kontrol dan kenyamanan saat bersepeda. Berikut adalah beberapa penjelasan mengenai jenis suspensi agar kalian bisa lebih nyaman saat bergowes:

Untuk jenis suspensi ini memiliki fork dan shock belakang yang dapat meredam guncangan. Dengan suspensi ini, biasanya membuat sepeda mampu melakukan teknikal di medan yang kasar.

Pasalnya, suspensi bagian depan dan belakangnya dapat membuat sepeda menjaga kecepatan serta stabilitas ketika melintas di jalur yang cukup sulit. Kelengkapan suspensi ini juga mampu meningkatkan traksi, dan membuat perjalanan kalian lebih bisa dinikmati. Tidak heran, jika suspensi penuh ini dibanderol dengan harga yang terbilang cukup mahal.

Untuk jenis suspensi ini hanya dibekali dengan fork pada bagian depan yang berfungsi untuk mengurangi guncangan. Sepeda dengan suspensi hardtail biasanya menjadi pilihan bagi para pesepeda cross country. Komponen gerak yang lebih sedikit, dan lebih sederhana serta perawatannya juga cenderung lebih mudah dibandingkan suspensi penuh.

Selain itu, rancangan sepeda yang sederhana pada suspensi hardtail juga membuat bobotnya relatif lebih ringan, sehingga bisa sangat menguntungkan jika kalian menempuh perjalanan menanjak atau perjalanan jauh.

Sepeda gunung rigid lebih merujuk pada sepeda yang tidak dilengkapi dengan suspensi. Di bagian fork dan rear triangle dari sepeda jenis ini solid, dan tidak ada kemampuan untuk meredam guncangan. Selain itu, pada bagian rangka sepeda umumnya terbuat dari bahan alumunium atau steel.

Harga dari sepeda rigid ini terbilang masih cukup terjangkau dan perawatannya juga lebih mudah. Rancangan yang sederhana serta tidak adanya komponen yang rumit membuat sepeda gunung jenis ini lebih awet dan efisien.

Sepeda ini bisa kalian jadikan pilihan untuk melintas di jalan yang jalurnya landai, tanah, aspal hingga kerikil. Pada umumnya, jenis rigid ini juga memiliki ban yang gemuk yang dijadikan andalan untuk menyerap guncangan yang dilalui.

TIPS MERAWAT STEERER TUBE FORK

Agar tetap awet, maka perawatan-perawatan sederhana atau bahkan yang dilakukan di bengkel perlu dilakukan secara rutin dan berkala. Berikut adalah beberapa tips merawat steerer tube fork yang bisa kalian lakukan untuk menjaganya tetap awet:

  • Sesuaikan jenis frame sepeda dan jalur yang akan dilalui
  • Ketahui cara memasang fork yang akan dipilih
  • Ketahui ukuran panjang travel yang berlaku
  • Fork sepeda MTB - XC ( Cross Country) : travel 80 mm - 100 mm - 120 mm
  • Fork sepeda MTB - AM (All Mountain) : travel 120 mm -140 mm - 160 mm
  • Fork sepeda MTB - DJ (Dirt Jump) : travel 100 mm
  • Fork sepeda MTB - DH (Down Hill) : travel 180 mm - 200 mm
  • Fork sepeda MTB - FR (Free Ride) : travel 180 mm - 200 mm
  • Suspensi penuh
  • Suspensi hardtail
  • Suspensi rigid
  • Bersihkan steerer tube fork dari kotoran dan debu agar tidak berkarat dengan menggunakan pelumas khusus.
  • Selalu lap kering sepeda setiap kali terkena air, terutama air hujan yang sifatnya korosif. Itu karena, karat bisa menjadi penyebab utama rapuhnya steerer tube.
  • Segera hilangkan karat ketika sudah mulai tampak karat dengan menggunakan penghilang karat, dengan demikian karat tidak akan menyebar dan semakin korosif.
  • Jika karat tidak bisa dihilangkan, jangan dipaksakan untuk tetap menggunakan fork tersebut. Sebaiknya ganti dengan fork baru agar lebih aman ketika digunakan.
  • Perhatikan usia sepeda, semakin tua maka sepeda akan semakin rentan berkarat dan kondisinya aus. Ini berlaku tidak hanya pada bagi steerer tube fork saja tapi juga pada bagian lainnya.
  • Ketika bersepeda, perhatikan kondisi jalur yang dilalui. Pasalnya, jika jalan rusak atau bergelombang lebih sering dilalui, maka getaran atau tekanan yang didapat oleh pangkal steerer tube juga akan semakin banyak. Akibatnya, steertube tersebut mudah aus dan semakin mudah patah ketika melalui jalan yang rusak.

{{show ? 'Sembunyikan' : 'Selengkapnya'}}