Filter

Urutkan:

Terlaris

268 barang

Rp160.000

Rp190.000 -16%

Terjual 7702

Jakarta Pusat Laka Laka Shop

Rp135.000

Rp150.000 -10%
Jakarta Pusat KIOS BUNDA

Memahami Lebih Dalam Istilah Keputihan Pada Wanita

Keputihan merupakan kondisi saat alat kelamin wanita mengeluarkan lendir kental atau cairan bening. Keputihan adalah salah satu cara alami tubuh untuk menjaga kelembaban, kebersihan, dan juga untuk melindungi organ intim wanita dari bahaya infeksi. Saat seorang wanita mengalami keputihan, cairan yang diproduksi oleh leher rahim dan kelenjar vagina akan keluar membawa bakteri dan sel mati. Hal demikian adalah proses alami agar vagina tetap dalam kondisi bersih dan juga terlindung dari infeksi. Keputihan yang normal umumnya terjadi pada wanita yang masih mengalami menstruasi. Untuk wanita yang sedang hamil, keputihan biasanya akan lebih sering terjadi dikarenakan perubahan hormon. Saat wanita telah memasuki masa menopause, keputihan akan mulai berkurang dengan sendirinya.

Cara Mengetahui Keputihan Yang Normal Atau Yang Tidak Normal

Keputihan umumnya merupakan suatu hal yang normal dialami oleh wanita. Pada sisi lain, ada berbagai faktor yang menyebabkan keputihan dapat menjadi suatu masalah. Keputihan yang normal umumnya memiliki ciri cairan berwarna bening seperti putih telur ataupun putih susu yang jernih, tidak memiliki bau yang kuat, lendir tidak lengket dan licin, bisa kental atau encer.

Sedangkan keputihan yang tidak normal biasanya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  • Lendir berwarna kekuningan, kehijauan, atau bahkan dapat berwarna merah muda karena bercampur dengan darah.
  • Cairan mengeluarkan bau amis, bau busuk, atau bau anyir yang sangat kuat.
  • Jumlah cairan yang dikeluarkan lebih banyak dari biasanya.
  • Vagina terasa sangat gatal, panas, dan nyeri.
  • Timbulnya rasa nyeri pada panggul.
  • Terasa sakit saat buang air kecil.

Beberapa Penyebab Keputihan Tidak Normal Yang Dialami Oleh Wanita :

  • Infeksi Bakteri

Bakteri vaginosis merupakan infeksi pada vagina yang sangat sering menjadi penyebab keputihan abnormal. Bakteri vaginosis ini bisa terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara bakteri baik dan jahat yang terdapat di dalam vagina.

Belum dapat diketahui secara pastinya, faktor apa yang menyebabkan ketidakseimbangan ini, namun ada banyak hal yang dapat menjadi pemicunya. Contohnya yaitu perilaku seks yang tidak aman seperti tidak memakai kondom dan sering gonta-ganti pasangan saat berhubungan seks, mengkonsumsi pil KB dan pemakaian KB spiral, dan kurangnya menjaga kebersihan pada area sekitar vagina.

Gejala dan ciri-ciri yang biasanya terjadi apabila wanita mengalami bacterial vaginosis:

  • Cairan yang keluar saat terjadi keputihan berwarna abu-abu, putih, atau hijau.
  • Vagina atau cairan keputihan menimbulkan bau busuk.
  • Vagina terasa gatal.
  • Saat buang air kecil, vagina terasa sakit

2. Infeksi Jamur

Keputihan juga dapat terjadi karena disebabkan oleh infeksi jamur, terutama yang diakibatkan oleh spesies candida albicans. Vagina sebenarnya memiliki jamur yang tidak akan menyebabkan masalah apabila dalam keadaan normal. Akan tetapi, jika dibiarkan berkembang biak secara liar, jamur dapat menginfeksi dan menimbulkan munculnya gejala keputihan yang tidak normal.

infeksi yang disebabkan oleh jamur spesies candida albicans pada vagina umumnya dapat disebabkan oleh berbagai hal seperti Stress, memiliki penyakit diabetes yang sudah parah, mengkonsumsi pil KB, dalam kondisi hamil, sedang mengkonsumsi antibiotik, terutama apabila diresepkan selama 10 hari, sistem kekebalan tubuh yang mudah terganggu akibat penyakit HIV atau AIDS atau terapi kortikosteroid.

Umumnya keputihan yang ditimbulkan yang disebabkan karena infeksi jamur ditandai dengan ciri ciri sebagai berikut:

  • Keputihan berbentuk seperti bongkahan-bongkahan kental dan berwarna putih keruh seperti keju.
  • Keputihan terkadang lebih berair dari biasanya.
  • Kulit sekitar vagina terasa sangat gatal, bengkak, dan adanya ruam iritasi kemerahan.
  • Sakit seperti terbakar terutama saat sedang berhubungan seksual atau ketika buang air kecil.
  • Rasa nyeri pada vagina.

3. Klamidia

Penyakit jenis ini merupakan infeksi bakteri yang menyebabkan keputihan tidak normal yang penularannya melalui hubungan seks vaginal atau vagina, oral atau dengan mulut, dan anal atau lewat anus. Tidak semua orang yang terinfeksi klamidia ini dapat langsung menyadari bahwa mereka sudah terjangkit penyakit ini, gejala ini biasanya muncul setelah 1 sampai 2 minggu saat terpapar infeksi. Gejala yang muncul seringnya bersifat ringan dan hanya sesekali sehingga dianggap sebelah mata atau malah keliru dan menganggap hal tersebut adalah penyakit lain.

Baik pria dan wanita sama-sama memiliki risiko terkena infeksi ini, terutama bagi yang sudah aktif berhubungan seksual sebelum berusia 25 tahun dan sering bergonta-ganti pasangan seks. Seorang ibu yang terinfeksi klamidia saat hamil, juga dapat menularkan penyakit pada bayinya pada waktu persalinan.

4. Gonore atau Kencing Nanah

Penyakit jenis ini disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Bakteri gonore paling mudah proses penularannya dari satu orang ke orang lain melalui hubungan seksual, termasuk saat hubungan oral, anal ataupun vaginal. Pada wanita, bakteri ini biasanya menginfeksi bagian serviks atau leher rahim. Beberapa gejala jika terinfeksi gonore yaitu keluarnya cairan berupa nanah dari anus, ketika menyerang bagian mata, dapat menyebabkan rasa sakit, sensitif terhadap adanya cahaya, bahkan mata dapat mengeluarkan nanah, kemudian saat menyerang bagian tenggorokan, menyebabkan rasa sakit dan pembengkakan kelenjar getah bening pada leher, lalu ada juga ketika menyerang sendi, dapat menyebabkan rasa sakit, merah, hangat, dan bengkak.

5. Trikomoniasis

Trikomoniasis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh parasit yang masuk saat berhubungan seks. Masa inkubasi ketika mulai terpapar hingga terinfeksi penyakit ini diperkirakan sekitar 5 hingga 28 hari. Bagi wanita, penyakit ini menjadi salah satu sebab keputihan yang berbau busuk atau tidak sedap. Biasanya, orang-orang yang mempunyai lebih dari satu pasangan berhubungan seksual, mudah terkena trikomoniasis. Dan memiliki resiko yang lebih besar lagi, jika tidak mempraktekkan seks aman seperti tidak mau memakai alat pengaman atau kondom.

6. Penyakit Radang Panggul

Penyakit ini umumnya terjadi karena adanya infeksi bakteri yang cara penelurannya lewat seks tanpa menggunakan kondom, kemudian menyebar dari vagina ke rahim, saluran tuba, atau ovarium. Ada banyak jenis bakteri yang menyebabkan radang panggul, tapi yang paling sering adalah jenis bakteri gonore dan klamidia. Penyakit ini memiliki resiko yang cukup tinggi untuk seseorang yang memiliki lebih dari satu pasangan berhubungan seks dan sudah aktif aktifitas seksual sebelum berusia 25 tahun.

7. Radang leher Rahim

Penyakit ini biasa disebut dengan istilah servisitis yang merupakan peradangan pada bagian ujung bawah rahim dekat dengan bukaan vagina. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh infeksi menular seksual seperti gonore, klamidia, trikomoniasis, dan herpes kelamin. Selain hal itu, radang leher rahim juga dapat disebabkan karena alergi terhadap bahan kondom dan alat kontrasepsi yang lain. Radang leher rahim tidak selalu menimbulkan gejala atau tanda-tanda saat orang tersebut terinfeksi penyakit ini. Tetapi bagi sebagian orang, gejalanya terkadang cukup jelas terlihat. Keputihan dengan warna yang tidak normal dan jumlah yang banyak, kadang menandai salah satu masalah kesehatan ini.

Vaginitis

Vaginitis merupakan peradangan pada bagian vagina yang disebabkan oleh infeksi. Peradangan juga dapat karena berkurangnya kadar estrogen setelah masa menopause dan beberapa kelainan kulit. Vaginitis ini merupakan kondisi yang menyebabkan keputihan yang berbau dan berwarna tidak normal, dengan jumlah lebih banyak dari biasanya.

Kanker Serviks

Penyakit ini disebabkan oleh human papillomavirus (HPV). Kanker serviks merupakan salah satu penyakit serius yang dapat mengakibatkan kematian. Akan tetapi, gejala penyakit ini sangat sulit dikenali di awal terjangkitnya. Gejala penyakit ini umumnya baru muncul saat sel kanker sudah tumbuh menembus lapisan atas pada jaringan serviks ke jaringan di bawahnya. Kondisi ini biasanya terjadi saat sel prakanker tidak mendapat pengobatan dan terus berkembang.

Pada tahap awal perkembangan penyakit tersebut, salah satu gejala yang ada dan sering diabaikan adalah keputihan. Keputihan yang diakibatkan oleh kanker serviks biasanya berwarna putih atau bening dengan tekstur cair. Akan tetapi, tidak jarang keputihan dapat berwarna cokelat atau dibarengi oleh darah dengan bau yang busuk. Selain muncul saat keputihan, perdarahan di luar masa haid atau setelah melakukan hubungan seks juga dapat menjadi salah satu ciri utama kanker serviks. Terkadang, perdarahan tersebut terlihat seperti keputihan yang berlumur darah dan biasanya dianggap sebagai bercak. Jika hal seperti ini terjadi, hampir dapat dipastikan bahwa salah satu penyebabnya adalah kanker serviks. Gejala-gejala seperti yang demikian dibahas, umumnya menandai bahwa kanker sudah sampai stadium lanjut, dan harap segera periksa keadaan ke dokter atau rumah sakit terdekat.

Pencegahan Keputihan Yang Tidak Normal Dan Cara Mengobatinya

Keputihan yang tidak normal dapat dicegah dengan selalu menjaga kebersihan kebersihan daerah kewanitaan, hindari kondisi yang lembab pada area sekitar vagina, hindari memakai pakaian yang cenderung ketat, dan jangan bergonta-ganti pasangan seksual.

Sedangkan cara mengatasi keputihan yang tidak normal, dilihat pada faktor apa penyebabnya, contohnya dengan pemberian obat, seperti:

  • Antibiotik, yang dapat digunakan untuk menghilangkan bakteri penyebab terjadinya keputihan. Obat ini tersedia dalam bentuk pil ataupun krim oles.
  • Antijamur, yang berfungsi untuk mengatasi infeksi jamur yang telah menyebabkan keputihan. Obat jenis ini tersedia dalam bentuk krim maupun gel yang penggunaannya dioleskan pada bagian dalam vagina.
  • Metronidazole atau tinidazole, yaitu jenis obat yang berguna untuk mengatasi keputihan yang disebabkan oleh parasit penyebab terjadinya penyakit trikomoniasis. Untuk obat jenis ini, hanya bisa didapatkan melalui resep dokter.

Selain dengan obat-obatan dari resep dokter, keputihan juga dapat diatasi dengan obat keputihan tradisional. Akan tetapi, penggunaan obat-obatan tradisional tersebut harus terlebih dahulu dikonsultasikan dengan dokter. Sementara apabila keputihan yang dialami merupakan gejala ataupun tanda dari penyakit kanker rahim, dokter umumnya menganjurkan untuk operasi pengangkatan rahim (histerektomi).

{{show ? 'Sembunyikan' : 'Selengkapnya'}}