Urutkan:
Terlaris
11.722 barang
Bibit tanaman merupakan suatu anakan dari tanaman induk yang siap untuk ditanam atau masih dalam polibag. Saat ini, banyak sekali orang yang memilih bibit tanaman yang telah diolah terlebih dahulu atau yang lebih dikenal dengan generatif. Alasannya tidak lain adalah karena banyaknya keunggulan yang didapat dengan menumbuhkan pepohonan dari bibit tanaman tersebut. Berikut penjelasannya:
Bibit tanaman generatif dianggap lebih mudah oleh banyak pecinta tanaman, karena tidak perlu lagi bersusah payah melukai batang tanaman, mencari mata tunas, menyambungkannya dan lain-lain. Dengan menggunakan bibit tanaman generatif ini, kalian hanya cukup dengan menyediakan biji tanaman siap tanam, kemudian melakukan pengeringan dan perendaman untuk mempercepat biji tumbuh dan juga melindunginya dari hama.
Bibit tanaman generatif dapat menghasilkan varietas baru yang tidak membawa sifat induk aslinya. Jika kalian ingin mendapatkan varietas yang berbeda dari sebelumnya, maka hal ini tentu akan sangat menguntungkan.
Tanaman yang tumbuh dari bibit generatif ternyata lebih cenderung bisa memiliki umur yang panjang, karena dapat menghasilkan akar yang kuat dan tidak mudah mati meskipun dalam muslim kemarau. Ditambah lagi, tanaman yang dihasilkan juga pada umumnya lebih kekar, sehat dan kuat, sehingga sangat cocok untuk kalian yang ingin menanam pohon jangka panjang.
Merawat bibit tanaman jika dilakukan seadanya, tentu hasilnya akan tidak maksimal dan bahkan bisa mudah terserang hama. Itu sebabnya, kalian perlu memperhatikan beberapa hal berikut agar bibit tanaman bisa tetap sehat dan menghasilkan tanaman yang baik, berikut adalah tipsnya:
Untuk memindahkan bibit ke lubang tanam, maka sebaiknya kalian melakukannya ketika tinggi bibit telah mencapai 0,5 hingga 1,5 meter. Berikut caranya:
Gunakan campuran pupuk kandang dengan tanah yang akan digunakan untuk menutup lubang tanam. Pastikan tanahnya gembur, lalu masukkan campuran tanah tersebut hingga mencapai ketinggian pada batas leher bibit yang ditanam, lalu padatkan agar tidak miring.
Tanah yang memiliki pH rendah (pH < 7) artinya tanah tersebut asam dan dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman, seperti meracuni tanaman dan mengikat unsur lain yang diperlukan tanaman seperti fosfor, magnesium, sulfur, kalium dan lainnya.
Sementara tanah yang bersifat basa dengan kadar (pH > 7) justru dapat membuat fosfor lebih banyak diikat oleh kalsium dan unsur molibdeum. Namun, molibdenum yang banyak juga dapat meracuni tanaman.
Untuk itu kalian perlu untuk menetralkan pH tanah. Pada tanah yang asam, maka kalian bisa melakukan cara pengapuran, yaitu menaburkan kapur dolomit ke tanah. Untuk pH tanah basa, kalian bisa menetralkannya dengan menambah belerang.
Menyiram tanaman sudah menjadi suatu kewajiban ketika kalian memelihara tanaman. Agar maksimal, maka kualitas dan kuantitas air tentu harus diperlukan. Berikut penjelasan cara dan beberapa poin yang perlu diperhatikan::
Tanaman yang ditanam langsung pada tanah tanpa pot, cenderung lebih rentan terinjak hewan yang lewat atau bahkan manusia sekalipun. Sebaiknya, pagari bibit tanaman yang belum terlalu besar agar terhindar dari resiko tersebut.
Meskipun pupuk kandang telah digunakan untuk campuran media tanam, namun pemupukan tetap perlu dilakukan. Tidak hanya dengan pupuk kandang saja, melainkan pupuk organik lainnya juga. Berikut caranya:
Hama seperti ulat, tikus, lalat buah, walang sangit dan sebagainya dapat merusak pertumbuhan tanaman. Untuk mengatasinya kalian bisa menggunakan cara kimiawi seperti menggunakan insektisida untuk serangga dan larvasida untuk ulat, dan cara biologis dengan menggunakan predator hama seperti ulat kupu-kupu artona diberantas dengan lebah penyengat, kutu loncat dengan semut rang-rang.
Gulma seperti rumput teki atau tanaman paku-pakuan, merupakan tanaman pengganggu yang juga dapat merusak tanaman secara perlahan, karena mengambil unsur hara, udara, ruang tumbuh, air, hingga sinar matahari. Untuk pemberantasannya, bisa dilakukan secara manual yaitu dengan mencabut gulma. Akan tetapi jika jumlah gulma sangat banyak, menggunakan cara kimiawi dengan menyemprotkan herbisida atau racun rumput.
Cabang tanaman yang dipangkas, akan membuat tampilannya lebih rapi dan juga memutus siklus hama. Tidak hanya itu, bahkan dengan pemangkasan tersebut dapat memicu pertumbuhan bunga baru yang akan menjadi buah.
Jangan lupa untuk melakukan repotting atau pergantian pot dan media tanam, terutama pada tanaman dalam pot. Tujuannya adalah untuk mengganti unsur hara yang habis, dan juga untuk mengembalikan kegemburan media tanam, karena tanah yang terlalu pada akan membuat kadar pH nya asam dan tidak baik untuk kesehatan tanam. Apalagi, akar yang semakin penuh juga bisa mengurangi ruang tanam dan menghambat pertumbuhannya.
Lakukan repotting setiap 9 bulan atau 1 tahun sekali pada tanaman tahunan, dan lakukan setiap 3 atau 4 bulan sekali pada tanaman musiman ,dan lakukan di sore hari ketika cuaca cukup teduh, untuk meminimalisir penguapan.
Selain perawatan, dalam memilih bibit tanaman juga dibutuhkan cara khusus agar bisa mendapatkan tanaman yang berkualitas. Berikut penjelasannya:
Untuk menilai bibit apakah unggul atau tidak, kalian bisa memperhatikan dari daunnya. Pastikan kondisi daun sehat, yaitu berwarna hijau cerah dan bagian pucuknya berwarna hijau kemerahan, tidak menggulung, dan hindari bibit yang daunnya terserang hama atau terlihat ada bekas gigitan ulat.
Kondisi batang yang sehat terlihat tidak ada bekas sambungan dan batang yang baru terlihat tumbuhnya tegak lurus. Pilih bibit yang memiliki cabang, hindari batang yang ditumbuhi jamur.
Pilih ranting yang tumbuh rata, sejajar dan menguncup, karena akan menentukan banyak buah yang bisa dihasilkan.
Meskipun sulit, namun akar menjadi penentu yang penting dalam memilih bibit. Untuk melihat ini, maka mintalah persetujuan penjual, dan perhatikan akar yang sehat cirinya memiliki akar serabut yang banyak dan mudah dilihat, sebagai tanda tanaman tersebut tumbuh subur.
Jika kalian memilih bibit yang sudah berbuah, maka pastikan ukuran buahnya normal warnanya cerah dan rasanya sesuai.
Untuk mengetahui apakah bibit dalam bentuk biji tersebut unggul, maka rendamlah dalam air, karena bibit berkualitas tidak akan mengapung. Jangan lupa pilih bibit yang telah disertifikasi pihak pertanian bersangkutan.
{{show ? 'Sembunyikan' : 'Selengkapnya'}}