Urutkan:
Terlaris
206 barang
Bihun dan soun merupakan makanan yang tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Meskipun demikian, terkadang masih ada yang belum mengenal betul bahwa keduanya adalah berbeda. Itu sebabnya, kita perlu mengenal bihun dan soun lebih dekat, selain untuk menambah pengetahuan tentu saja agar tidak terjadi kesalahan saat hendak memasaknya di rumah.
Tiongkok merupakan asal negara dimana bihun atau mihun dibuat. Nama bihun memiliki arti dalam bahasa Tionghoa, yaitu Bi yang artinya beras dan hun yang artinya tepung, sehingga jelas sekali bahwa makanan yang satu ini terbuat dari tepung beras. Jika dilihat dari bentuk, bihun memiliki tampilan yang menyerupai mie, namun jika dibandingkan dengan mie bentuk bihun ini lebih tipis. Seiring perkembangan waktu, bihun tidak hanya terkenal di negara asalnya Tiongkok, tapi juga tersebar luas ke seluruh dunia.
Sementara soun atau sohun, meskipun sama-sama berasal dari Tiongkok, namun soun terbuat dari pati seperti kacang hijau, umbi (ubi jalan, kentang dan tapioka), sagu, midro (ganyong), dan aren. Jika sudah direbus atau direndam, soun akan berwarna bening, licin dan teksturnya kenyal. Soun biasanya dijual dalam keadaan kering terlipat yang menyerupai sarang burung. Bahkan, soun tidak hanya bisa digunakan sebagai bahan makanan, tapi juga bisa dijadikan sebagai penghias makanan. Soun ini juga telah dikenal di berbagai negara termasuk Indonesia. Jika di negara lain soun memiliki nama yang berbeda, seperti Korea soun dinamakan dangmyeon, di Jepang harusame, Filipina sotanghon, di Thailand woon sen.
Secara gambaran umum, bihun soun memang terlihat serupa, akan tetapi jika dilihat lebih dekat ternyata memang keduanya sangat berbeda. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa perbedaan nyata terlihat dari bahan dasar pembuatan bihun dan soun. Selain itu, meskipun sama-sama berasal dari Tiongkok, ternyata bihun soun juga memiliki perbedaan lain yang perlu kita ketahui agar tidak salah membeli, berikut adalah perbedaan diantara keduanya:
Karena bahan dasar dari bihun dan soun berbeda, hal tersebut jelas mempengaruhi tekstur akhir dari keduanya. Pada bihun, biasanya teksturnya cenderung rapuh dan mudah patah, warnanya pun lebih kusam. Baik pada kondisi kering atau basah, karakternya tersebut tidak berubah. Sementara soun, saat kering ia memiliki warna yang putih namun transparan. Kendati demikian, soun ini memiliki tekstur yang lebih kuat dari bihun dan juga lebih lentur. Terlebih ketika dalam kondisi basah, soun ini akan berubah menjadi lebih tebal, licin kental dan bening. Itu sebabnya soun sering disebut sebagai mie kaca.
Meskipun cara memasak keduanya hampir sama, yaitu dengan cara direndam dalam air panas, namun ternyata keduanya memiliki waktu yang berbeda untuk mencapai tekstur yang terbaik. Pada bihun waktu yang diperlukan cenderung lebih singkat dari soun, kalian hanya perlu merendamnya selama 5-7 menit saja bihun sudah mencapai tekstur yang pas. Sementara soun, kalian membutuhkan waktu berkisar antara 5 hingga 15 menit untuk hasil tekstur yang terbaik. Jangan biarkan keduanya direndam terlalu lama, karena dapat membuat teksturnya terlalu lembek dan kurang sedap saat dimasak.
Perlu diketahui bahwa dalam bihun seberat 180 gram, terdapat 192 kalori di dalamnya, dengan 44 gram karbohidrat, 1,8 gram serat, serta 33 mg natrium atau garam. Sementara pada soun, dengan berat yang sama, kalori yang terkandung di dalamnya sebanyak 291 kalori dengan 121 gram karbohidrat, dan uga 14 mg natrium atau garam. Kendati demikian, keduanya merupakan sama-sama sumber karbohidrat yang rendah lemak. Tidak hanya itu, keduanya juga memiliki vitamin meskipun sedikit, yaitu vitamin B kompleks seperti niasin, riboflavin, dan folat, serta mineral seperti kalsium, fosfor, dan juga magnesium.
Indeks glikemik merupakan suatu ukuran kecepatan karbohidrat dalam makanan berubah menjadi gula dalam tubuh manusia. Pada soun, indeks glikemiknya hanya berkisar 39. Sementara bihun memiliki indeks glikemik yang lebih tinggi yaitu 53. Akan tetapi nilai keduanya tersebut masih lebih rendah jika dibandingkan dengan nasi putih yang mencapai 73, itu sebabnya kedua makanan ini bisa dijadikan sebagai pengganti nasi dan sumber energi yang baik, namun tetap dengan memperhatikan penyajiannya.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa bihun dan soun ternyata memiliki indeks glikemik yang lebih rendah dibandingkan nasi putih, sehingga membuatnya sering dibuat sebagai pengganti nasi oleh sebagian masyarakat Indonesia. Kendati demikian, jika konsumsi bihun dan soun lebih sering digoreng, ternyata juga tetap membuat makanan ini memiliki indeks glikemik yang tinggi. Itu alasan mengapa dalam mengolahnya tetap perlu diperhatikan agar tidak terjadi kesalahan, terutama ketika hendak merubah pola hidup yang lebih sehat.
Berkaitan dengan hal tersebut, ternyata konsumsi bihun dan soun sebagai pengganti nasi dapat memberikan keuntungan tersendiri bagi tubuh. Berikut adalah penjelasannya:
Untuk kalian yang sedang berupaya menjaga atau menurunkan berat badan, maka kalian perlu memasukan bihun dan soun dalam daftar makanan yang bisa dikonsumsi selama diet. Itu karena, bihun dan soun lebih rendah lemak dan minim karbohidrat dari nasi. Agar hasil lebih sempurna, campurkan bihun atau soun dengan sayur agar semakin kaya nutrisi dan lebih bergizi, namun kalorinya tidak meningkat drastis.
Jika kalian mengidap hipertensi, atau mempunyai resiko terhadap penyakit ini, maka kalian bisa mengkonsumsi bihun atau soun. Kandungan sodium dalam kedua bahan makanan ini rendah, sehingga dapat membantu menurunkan resiko terkena hipertensi hingga mencegah hipertensi kambuh.
Dalam tekstur yang lembut, bihun dan soun ternyata juga kaya serat. Tidak heran jika keduanya mampu membantu mengatasi masalah pada kesehatan pencernaan, salah satunya adalah sembelit. Dibandingkan digoreng, bihun atau soun akan lebih sehat jika direbus dan disajikan bersama kuah yang hangat.
Karena bihun dan soun memiliki indeks glikemik yang rendah, membuatnya dapat membantu mencegah terkena resiko diabetes. Bahkan, bagi para penderita diabetes sekalipun, bihun dan soun aman untuk dikonsumsi, apalagi jika disajikan dalam kondisi direbus dan tidak digoreng.
Untuk mendapatkan bihun dan soun dengan tekstur terbaik, memang perlu direndam terlebih dahulu dengan air panas dengan waktu yang tepat. Akan tetapi, ternyata cara mengolah keduanya ini tidak berhenti disitu. Jika kalian berhasil mendapatkan tekstur bihun dan soun yang pas setelah direndam air panas, maka setelah ditiriskan sebaiknya olesi bihun atau soun dengan minyak sayur atau minyak wijen secukupnya saja dan tidak perlu terlalu banyak. Tujuannya adalah untuk membuat bihun atau soun tidak saling lengket dan menempel. Dengan demikian, bihun atau soun tidak akan menggumpal dan sulit diratakan saat dimasak.
{{show ? 'Sembunyikan' : 'Selengkapnya'}}